JAKARTA, MIK – Kinerja Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Askolani yang sering melakukan kunjungan ke daerah setiap bulannya dipertanyakan Anggota Komisi XI DPR Masinton Pasaribu.
Menurut Masinton, ada hal yang lebih penting yakni masalah internal di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Antara lain kasus dugaan mafia pelabuhan yang tengah disoroti, yakni skandal penyelundupan dan korupsi yang ditangani sejumlah penagak hukum, salah satunya oleh Kejaksaan Agung.
“Saya dapat informasi Pak Dirjen ini rajin keliling, konsolidasi ke daerah-daerah. Dalam sebulan beberapa kali kunjungan,” kata Masinton dalam Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 April 2022.
“Pertanyaannya kalau kunjungan terus bagaimana dengan koordinasi harian dalam memimpin Ditjen Beda dan Cukai pak?” tambahnya.
Masinton mengingatkan, sejak Aslokani dilantik Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 2021 lalu, ia ditugaskan khusus mempertahankan prestasi DJBC pada tahun sebelumnya yakni target penerimaan negara.
Masinton juga menyebut Askolani juga ditugaskan Sri Mulyani untuk dapat melanjutkan program reformasi di tubuh DJBC, serta memperkuat integritas, budaya organisasi, hingga pengeluaran kelembagaan.
Politikus PDIP tersebut menyebut petugas DJBC di lapangan butuh pengarahan Dirjen.
Seperti misalnya mengenai kalangkaan minyak goreng dan lain sebagainya. Masinton mengingatkan bahwa Indonesia merupakan penghasil minyak sawit.
“Bagaimana arahan Dirjen terkait ekspor CPO dan segala macam kan itu butuh panduan juga pak, kalau pak Dirjen suka keliling-keliling ke daerah, itu bagus pak, tapi perlu juga rapat-rapat rutin breafing harian yang itu juga memperkuat personil di lapangan,” kata Masinton.
Dalam RDP itu, Askolani menjawab bahwa pihaknya telah melakukan penguatan di internal, sehingga posisi dan langkah-langkah yang dilakukan selama ini bisa konsisten, akuntabel dan transparan.
Baca juga: Kantor Bea Cukai Bandara Soetta Digeledah, Kejati Banten Temukan Sekoper Duit Rp 1,1 Miliar
“Walaupun kami memang banyak melakukan kunjungan ke lapangan. Bangak manfaat yang kami lihat. Kami harus tau bagaimana posisi dari teman-teman abdi di Bea Cukai, apalagi dalam menghadapi pandemi,” kata Askolani.
Askolani menyebut dalam tiap kunjungannya ke daerah, selalu mengajak jajaran pimpinan di pusat.
Dia beralasan agar mereka juga mengetahui bagimana kondisi sebelum pandemi dan pada waktu pandemi.
“Di sana tentunya dalam mengusun kebijakan, memperbaiki segala aspek di Bea dan Cukai ini harus melihat kondisi di lapangan,” ujarnya.
“Alhamdulillah dari kunjungan di lapangan itu kami tahu bagaimana kapasitas Kapal kami, bagaimana mesinnya yang rusak, bagaimana SDM yang tidak pernah dipindahkan, kemudian bagaimana kondisi sarana prasarana teman-teman yang ada di pelosok-pelosok, perbatasan- perbatasan sampai ke Papua,” kata As
Hal itu, dikatakan Askolani, kemudian menjadi pengingat melakukan langkah-langkah perbaikan di Pusat.
Askolani mengatakan, banyak hal yang didapatkan. Sehingga, ini menjadi salah satu proses perbaikan yang sedang disiapkan.
“Kami mainkan dua tools. Ke lapangan kami dapatkan masukan. Penguatan kepada teman-teman di lapangan yang melakukan penugasan yang sangat konsisten dan tantangan yang sangat banyak, tetapi kemudian dari situ kita melakukan banyak langkah perbaikan di pusat,” ujarnya.
Askolani menambahkan pihaknya pada 2021 telah menyusun program reformasi keberlanjutan bea dan cukai jangka menengah.
Hal itu dilakukan dengan empat pilar.
Pertama, dari sisi integritas dan organisasi, kedua, dari sisi pelayanan, ketiga dari sisi pengawasan, dan keempat dari sisi penerimaan.
“Ini tentunya kami design setelah kami juga mendapatkan masukan dan melihat kondisi di lapangan,” imbuhnya.