Palembang, Mik – Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) dalam waktu dekat akan melaporkan Pembangunan Buffalo Center Kawasan Agroeduwisata Sumatera Selatan (Sumsel) berlokasi di wilayah Kecamatan Rambutan Banyuasin, yang diduga terbengkalai dikerjakan asal jadi. Lantaran, sejak dibangun Tahun 2018 lalu hingga kini buffalo center belum selesai. Demikian dikatakan Feriyandi selaku ketua DPW BPI KPNPA RI kepada awak media, Minggu 16 April 2023.
Berdasarkan pantauan awak media sebelumnya, Buffalo Center hanya ada beberapa unit bangunan yang berdiri disana, di pintu masuk ada gerbang megah yang bertulis di atasnya Buffalo Center Kawasan Agroeduwisata, ketika masuk pengunjung wisata disambut dengan tugu sepasang kerbau.
Kemudian ada bangunan yang masih terbalut mal bangunan yang belum selesai. Tampak tiang-tiang mencakar langit. Dan ada bangunan lainnya yang sederhana. Namun bangunan ini menghabiskan uang pemerintah hingga Rp 58 Milyar untuk mempercantik kawasan wisata kerbau.
Namun, uang puluhan milyaran rupiah itu hanya dikerjakan proyek kawasn wisata kerbau asal jadi. Terpantau ketika hujan turun, bangunan yang megah tadi atap bangunan sudah ada yqng lepas.
Tak hanya itu, bangunan dan trotoar retak serta jebol disana sini. Padahal bangunan tetsebut belum setahun dikerjakan sudah rusak. Untuk diketahui proyek pembangunan infrastruktut Buffalo Center dikerjakan oleh PT Indo Dhea Internusa dari Jakarta.
“Adanya informasi tersebut selaku penggiat anti korupsi kita akan laporkan proyek tersebut yang diduga mangkrak,” ujarnya.
Sebelumnya mengutip dari media massa Camat Rambutan A Rosadi saat itu mengakui, bahwa ada Buffalo Center Kawasan Agroeduwisata di wilayah Rambutan. Lokasi tersebut masih dalam keadaan tertutup.
“Buffalo center, tempaat wisata pendidikan di bidang pertanian dan peternakan, di kawasan tersebut juga akan dikembangkan bibit ternak unggulan berupa kerbau. Bahkan Buffalo Center ini nantinya akan menjadi pusat budidaya kerbau rawa unggulan pertama di tanah air,” kata Camat Rambut.
Terkait pelaksanaan dan pekerjaan, pihak belum mengetahui perses polanya. Sebab, pihak kontraktor tak melapor kepihak kecamatan. “Belum tahu selesai apa belum,” ungkap Camat yang mengakui bahwa kawasan Rambutan memang banyak kerbaunya.
Sementra itu, pihak pengamanan aset di kawasan Agroeduwisata ketika dikonfirmasi terkait wisata center menyebutkan, pihaknya hanya selaku penjaga aset. “Kamis hanya ditugaskan untuk mengawasi aset saja,” kata salah penjaga keamanan yang tak mau disebutkan nama.
Kalau mau konfirmasi, lanjut Slamet silahkan langsung ke UPT Sembawa. “Kalau mau konfirmasi silahkan ke UPT Sembawa,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Jaringan Pendamping Kinerja Pemerintah (JPKP) Banyuasin Umirtono SH memintah pihak pemerintah Banyuasin, agar mengawasi aset pemerintah dengan serius. “Bangunan yang menelan biaya puluhan milyar belum selesai dibangun sudah banyak yang rusak,” tegasnya singkat.