Jakarta, Mik – Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) Sumsel, menyoroti ambruknya Pembangunan Tembok Penahan Teluk Seruo dan Penimbunan yang menelan anggaran Rp3,4 miliar. Demikian dikatakan Feri Yandi ketua DPW BPI KPNPA RI saat dihubungi awak media, Kamis 14 Desember 2023.
Menurut Feri, terkait ambruknya bangunan tersebut pihaknya meminta agar Kejati Sumsel menyelidiki volume pada bangunan tersebut. Apalagi diduga banguan tersebut masih terbilang baru.
Tak hanya itu Feri mengatakan bahwa, berdasarkan informasi yang mereka terima bahwa anggaran tersebut senilai Rp3,4 miliar.
“Barusan mendapat inforasi adanya bangunan yang ambruk, jadi kami sebagai penggiat anti korupsi tentunya berharap kepada Kejati Sumsel untuk mengusut indikasi atau dugaan adanya kesalahan pada pekerjaan tersebut,” katanya.
Lebih jauh Feri menyebut bahwa, proyek di lingkungan PUPR Ogan Ilir memang perlu perhatian yang khusus, baik TA 2022 maupun 2023. Hal ini demi terciptanya tata kelolah pembangunan yang bebas dari tindak pidana korupsi. “Bukan yang itu saja tetapi proyek-proyek lain dilingkungan Dinas PUPR OI itu harus diusut tuntas,” tukasnya.
Sebelumnya diketahui, melansir dari Palembang Ekspres diberkatakan bahwa, proyek yang seumur jagung dengan nilai Rp 3.4 Miliar di Teluk Seruo tepatnya dibelakang Kompleks Perkantoran Terpadu atau KPT Tanjung Senai Pemkab Ogan Ilir ambruk.
Proyek seumur jagung di Ogan Ilir sudah ambruk ini memiliki nilai pagu Rp 3.447.276.324,71 dengan judul Pembangunan Tembok Penahan Teluk Seruo dan penimbunan.
Sayang dilokasi proyek hancur atau tembok penahan amruk ini tidak ada plang proyek, dan tidak ada satupun pekerja yang ada di lokasi. Bahkan tanda-tanda akan diperbaiki belum ada.
Proyek ini juga memiliki panjang lebih kurang 300 meter, sebagian besar ambrol, batu-batu berukuran besar penahan sudah lepas dari material semennya. Ada tiga titik yang mengalami kerusakan berat, dari arah Tanjung Senai menuju Desa Burai, titik pertama sepanjang 30 meter, titik kedua 13 meter, dan titik tiga 17 meter.
Selain itu dititik bagian tengah sudah mengalami kemiringan, tinggal menunggu waktu jika tidak diperbaiki dengan betul dan segera. Tak hanya itu, tanah timbunan untuk memadatkan jalan samping wisata alam Teluk Seruo arah ke Desa Burai Tanjung Batu ini juga longsor akibat tembok penahan ambuk tersebut.
Informasi yang dihimpun, proyek tersebut baru saja selesai dibangun menggunakan anggaran Bangub Sumatera Selatan tahun 2023.
“Ini kejadiannya sore kemarin saat saat kondisi hari hujan. Kalau selesai dibangun baru saja ini,” kata Madon, warga sekitar.
Terpisah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Dinas PU PR Kabupaten Ogan Ilir, Eko Randi mengakui bahwa proyek tersebut tahun 2023 ini dengan pagu Rp 3,5 Miliyar.
“Pihak ketiganya sudah kami pinta benari. Proyek ini belum dibayar, Itu dari uang muka saja belum,” ungkap Eko pada Palembang Ekspres diruang kerjanya.
Hal ini juga katanya, masih tanggungjawab penuh pihak penyedia. “Yang pasti kerjaaan ini belum dibayar sama sekali dan belum serah terima pekerjaan,” tegasnya.
Diakui Eko, bahwa proyek tersebut tidak mengikuti perencanaan yang sudah ditentukan pihak PU PR Kabupaten Ogan Ilir. “Mereka (pihak ketiga red) berpatokan dengan gaya guling yang sudah diuji mereka, yang katanya kuat,” akuinya.
Namun, pihak PU PR Kabupaten Ogan Ilir sudah mewanti-wanti sebelumnya, jika terjadi apa-apa pihak tiga tersebut harus bertanggungjawab penuh.
“Tuhan tadi sayang sama kita, diturunkannya hujan beberapa hari terakhir, sehingga membuka mata pihak ketiga itu, bahwa apa yang dikerjakan mereka salah,” tukasnya.
Ditambah Eko, jika proyek tersebut tidak diperbaiki dan tidak selesai sesuai waktu yang ditentukan, pihaknya bertanggungjawab untuk tidak membayar pihak ketiga tersebut.
“Sebenarnya proyek ini tinggal finishing, sedikit lagi selesai, kita bersyukur, Allah menunjukkan jika proyek tersebut tidak beres, dan terbukti,” tambahnya.