Palembang – Penjabat (Pj) Walikota Palembang Ratu Dewa, menepati janjinya memberikan ruang diskusi dan menjadikan rumah dinasnya sebagai rumah rakyat.
Melalui konsep yang sangat sederhana dengan memberikan ruang tanpa batas antara masyarakat dan pejabat, tentunya hal ini menjadikan trobosan baru sosok Pj Walikota yang ingin mempersembahkan pengetahuan mengenai sejarah rumah dinas Walikota ini.
“Ide ini muncul ketika anak perempuan saya bertanya kepada saya. ” Ayah bolehkah saya dan teman-teman berkunjung ke rumah dinas Walikota untuk berfoto dan melihat-lihat suasana yang ada di dalam,”. Sontak yang ada dipikiran saya kenapa anak saya harus meminta izin ke saya untuk sekedar masuk dan berkunjung kedalam.
Maka dari itu, kutipan kalimat tersebut saya aplikasikan bersama teman-teman Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membuat sebuah karya bersejarah di rumah dinas Walikota ini menjadi sebuah rumah rakyat yang fungsinya menghilangkan batasan antara masyarakat dan pejabat,”jelasnya minggu (16/6).
Lanjutnya, kondisi rumah yang sudah 15 tahun ini belum pernah direhab sudah saatnya mendapatkan sentuhan tanpa harus menghilangkan nuansa bersejarah.
Selain itu juga, kami bersama pak Sekertaris Daerah kota Palembang Gunawan bersama mewujudkan konsep ini dan beberapa kali berdiskusi, alhamdulillah connect Bapak Ibu sekalian nyambung dengan background pendidikan beliau baik di Strata 1 dan strata 2.
Maka dari itu Bapak Ibu sekalian di tempat kita ini kalau kita tahu kita paham dengan historisnya bahwa rumah dinas ini adalah rumah yang luar biasa jenis artinya peninggalan sejarah.
“Mungkin dalam benak kita semua, kenapa di dalam rumah ini ada patung gajah saya langsung bertanya kepada ahli sejarah dan orang-orang tua kita ternyata tempat ini ditahun 1921-an di saat masih adanya penjajahan Belanda Ini adalah tempat dan area kawasan peliharaan kebun binatang
Lanjutnya, bertepatan dengan hari jadi kota Palembang ke-1341 saya merespikan serta membangun rumah dinas Walikota menjadi rumah rakyat kota Palembang. Ini merupakan impian kami berdua bersama sebagai tempat berdiskusi masyarakat dan kaum melinial guna menyampaikan aspirasi mereka. Kami persilakan kepada semua eleman masyarakat, tetap pada konsep awal ini guna melakukan pendekatan pada generasi z dan melinial.
Perlu diingat tata ruang bangunan asli cagar budaya yang ada didalam akan dipertahankan karena itu memiliki nilai bersejarah tinggi. Mengenai masalah pengerjaanya, diperkirakan estimasinya 6 bulan kalender 180 hari,”paparnya.
Kita ketahui space halaman yang ada disini kan luas maka dari itu sangat berpotensi sekali sebagai ruang diskusi.
“Nantinya fasilitas disini akan bisa dinikmati jika sudah selesai mulai dari wifi yang ada diluar lingkungan ruang kerja Walikota, selebihnya tempat terbuka dan lainnya bisa dinikmati oleh masyarakat,” tutupnya.